Sejarah adanya manusia di muka bumi ini tidak bisa di
lepaskan dari adanya Nabi Adam dan Siti Hawa yang di usir dari surga. Setelah
sekian lama berpisah mereka ahirnya bertemu di padang Arafah, makkah. Menurut
mitos nabi adam memperoleh keturunan pertama pada umur kira-kira 130 tahun.
Hawa pertama kali melahirkan dua anak kembar yaitu Kabil dan Iklima. Hawa
melahirkan sebanyak 41 kali, semuanya kembar laki-laki dan perempuan kecuali
persalinan ke-6 saat melahirkan anak laki-laki yaitu Syis, dan persalinan ke-41
yaitu seorang anak perempuan bernama Hunun.
Keturunan Nabi Adam, Syis, memiliki kedudukan istimewa.
Menurut mitos Syis adalah anak kesayangan dan banyak figure legendaries
dihubung-hubungkan dengannya. Syis digambarkan sebagai pribadi yang baik dan
setelah Nabi adam wafat pada umur 960 tahun, ia mewarisi kenabian ayahnya.
Idajil, sang raja jin kagum sekaligus iri dengan pencapaian
nabi Syis. Idajil ingin memiliki keturunan yang kelak akan mengambil alih atau
mewarisi kemuliaan Adam dan Syis. Dia ingin Syis menikahi putrinya, Delajah.
Sayangnya, Syis telah menikahi Dewi Mulat (siapa sosok Dewi Mulat tidak
dijelaskan), namun idajil mengubah Delajah menjadi dewi mulat secara gaib dan
menukarnya dengan dewi mulat yang asli. Setelah yakin Delajah hamil maka segera
ia menukar delajah dengan dewi mulat karena takut ketahuan dan tertangkap.
Dari perkawinannya dengan Syis, Dewi Mulat melahirkan 2 anak
kembar, yang satu sempurna bernama Anwas, dan yang lainnya adalah figur manusia
bercahaya bernama Anwar. Seorang bayi jin yang merupakan anak dari Delajah.
Mereka berdua dibesarkan dengan kasih saying yang sama, bahkan ketika Adam
mengetahui bahwa Idajil telah ikut campur tangan.
Setelah beranjak dewasa Anwas dan Anwar menunjukkan tabiat
yang berbeda, jika Anwas lebih mewarisi kesalehan ayahnya dan gemar mempelajari
kebenaran, lain halnya dengan Anwar yang suka merenung ditempat sepi seperti
gua, gunung atau hutan.
Ketika Adam wafat, anwar sangat berduka cita mengetahui
bahwa semua manusia akan meninggal. Syis menjelaskan bahwa itu adalah hal yang
wajar karena setiap manusia pasti akan kembali pada Tuhan.
Namun karena dukanya teramat mendalam anwar kemudian
memutuskan untuk meninggalkan orang tuanya dan mencari berbagai macam cara agar
terhindar dari kematian. Dia mengembara mencari sesuatu yang dapat mengabulkan
harapannya.
Idajil tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia lalu menemui
Anwar yang sebenarnya adalah cucunya.
Idajil mengatakan bahwa keputusan Anwar sangat tepat dan ia berjanji
membantunya. Idajil mengajak Anwar kenegri Dulmat, Negri yang tidak pernah ada
sinar matahari dan sangat dingin (kutub utara?).
Disini Idajil menunjukkan sumber mata air, dia kemudian
menyuruh Anwar untuk meminum sebanyak yang ia mampu dan menyuruhnya mandi air
yang kemudian dikenal dengan Tirta Marta
Kamandanu atau air kehidupan.
Idajil juga memberikan guci mutiara yang bernama Cupu Manik Astagina. Salah satu sifat
guci mutiara ini adalah air didalamnya tidak akan pernah habis. Idajil kemudian
mengajaknya keluar dan menyuruhnya agar mengambil tumbuhan rewan kering, akarnya dinamakan Latamansadi
yang nanti akan ia temukan dalam perjalanan.
Idajil kemudian menghilang tanpa member petunjuk Anwar harus
kemana melangkah. Namun ahirnya Anwar menemukan tumbuhan rewan dan ia mengambil beberapa latamansadi
dan membawanya. Latamansadi dikatakan
dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Sejak itu Anwar benar-benar memeroleh apa yang ia harapkan,
yaitu terhindar dari segala macam penyakit dan hidup abadi dengan meminum Tirta Marta Kamandanu. Mitos ini
berlanjut sampai ahirnya Anwar bertemu malaikat Harut dan Marut yang mengajarkan ilmu Astrologi untuk mengetahui
apa yang akan terjadi di masa depan.
Idajil memberikan ilmu gaib agar bisa melihat surga,
memberikan hadiah berupa Ratnadumilah yaitu intan berkilau terang yang dapat
menerangi jalan, mengajarkan dan memberinya hak untuk mengajarkan ajaran
tentang keabadian lewat Reinkarnasi dan
alat untuk mencapai surge bagi mereka yang tidak menginginkan reinkarnasi.
Setelah mengikuti semua petunjuk Idajil, sampailah Anwar
pada pencapaian tertingginya yaitu ketika mengalahkan Nuradi sang raja jin dari
Maladewa. Nuradi menyerahkan mahkotanya kepada Anwar dan menyuruh rakyatnya
untuk menyembah Anwar karena menganggap Anwar adalah tuhan yang sebenarnya.
Anwar bergelar Sang
(H)yang Nur Cahaya yang artinya Jiwa Cahaya yang luar biasa. Kemudian agama
“Sang (H)yang” ditetapkan sebagai Agama resmi dengan reinkarnasi sebagai ajaran
pokoknya.
Agama “Sang (H)yang” kemudian dibawa ke tanah Jawa oleh
Batara Guru, yang merupakan keturunan ke-4 dari Sang (H)yang Nur Cahaya. Batara
Guru sendiri dating ke Jawa melalui India, menikah dengan orang Jawa dan
mempunyai keturunan. Saat kembali ke India kemudian keturunannya mewarisi
tahta.
Ketika Begawan Abiyasa dan Pandu Dewanata (keturunan ke-13
dan ke-14 dari Batara Guru) mengambil tampuk kepemimpinan, agama ini
disebarluaskan secara intensif. Agama ini di anut oleh orang Jawa hingga
datangnya Islam.
Catatan : Selain Sang
(H)yang Nur Cahaya, Anwar juga memiliki nama lain dalam bahasa sansekerta.
Masing-masing namanya di awali dengan julukan Sang(H)yang : Mahawidi,
Mahasidi,Maha Mulya, Putra Sang Hyang Sita (syis), Putra sang Hyang Athama
(adam).
Sumber: Islam dalam bingkai budaya lokal : Potret dari
Cirebon/Muhaimin AG. Logos 2001
0 komentar:
Posting Komentar