Carilah pengetahuan seluas-luasnya sampai kamu tidak tahu seluas apa pengetahuanmu

Sabtu, 15 Oktober 2016

Mitos Agama asli leluhur pulau Jawa


Sejarah adanya manusia di muka bumi ini tidak bisa di lepaskan dari adanya Nabi Adam dan Siti Hawa yang di usir dari surga. Setelah sekian lama berpisah mereka ahirnya bertemu di padang Arafah, makkah. Menurut mitos nabi adam memperoleh keturunan pertama pada umur kira-kira 130 tahun. Hawa pertama kali melahirkan dua anak kembar yaitu Kabil dan Iklima. Hawa melahirkan sebanyak 41 kali, semuanya kembar laki-laki dan perempuan kecuali persalinan ke-6 saat melahirkan anak laki-laki yaitu Syis, dan persalinan ke-41 yaitu seorang anak perempuan bernama Hunun.

Keturunan Nabi Adam, Syis, memiliki kedudukan istimewa. Menurut mitos Syis adalah anak kesayangan dan banyak figure legendaries dihubung-hubungkan dengannya. Syis digambarkan sebagai pribadi yang baik dan setelah Nabi adam wafat pada umur 960 tahun, ia mewarisi kenabian ayahnya.

Idajil, sang raja jin kagum sekaligus iri dengan pencapaian nabi Syis. Idajil ingin memiliki keturunan yang kelak akan mengambil alih atau mewarisi kemuliaan Adam dan Syis. Dia ingin Syis menikahi putrinya, Delajah. Sayangnya, Syis telah menikahi Dewi Mulat (siapa sosok Dewi Mulat tidak dijelaskan), namun idajil mengubah Delajah menjadi dewi mulat secara gaib dan menukarnya dengan dewi mulat yang asli. Setelah yakin Delajah hamil maka segera ia menukar delajah dengan dewi mulat karena takut ketahuan dan tertangkap.

Dari perkawinannya dengan Syis, Dewi Mulat melahirkan 2 anak kembar, yang satu sempurna bernama Anwas, dan yang lainnya adalah figur manusia bercahaya bernama Anwar. Seorang bayi jin yang merupakan anak dari Delajah. Mereka berdua dibesarkan dengan kasih saying yang sama, bahkan ketika Adam mengetahui bahwa Idajil telah ikut campur tangan.

Setelah beranjak dewasa Anwas dan Anwar menunjukkan tabiat yang berbeda, jika Anwas lebih mewarisi kesalehan ayahnya dan gemar mempelajari kebenaran, lain halnya dengan Anwar yang suka merenung ditempat sepi seperti gua, gunung atau hutan.

Ketika Adam wafat, anwar sangat berduka cita mengetahui bahwa semua manusia akan meninggal. Syis menjelaskan bahwa itu adalah hal yang wajar karena setiap manusia pasti akan kembali pada Tuhan.

Namun karena dukanya teramat mendalam anwar kemudian memutuskan untuk meninggalkan orang tuanya dan mencari berbagai macam cara agar terhindar dari kematian. Dia mengembara mencari sesuatu yang dapat mengabulkan harapannya.

Idajil tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia lalu menemui Anwar  yang sebenarnya adalah cucunya. Idajil mengatakan bahwa keputusan Anwar sangat tepat dan ia berjanji membantunya. Idajil mengajak Anwar kenegri Dulmat, Negri yang tidak pernah ada sinar matahari dan sangat dingin (kutub utara?).

Disini Idajil menunjukkan sumber mata air, dia kemudian menyuruh Anwar untuk meminum sebanyak yang ia mampu dan menyuruhnya mandi air yang kemudian dikenal dengan Tirta Marta Kamandanu atau air kehidupan.

Idajil juga memberikan guci mutiara yang bernama Cupu Manik Astagina. Salah satu sifat guci mutiara ini adalah air didalamnya tidak akan pernah habis. Idajil kemudian mengajaknya keluar dan menyuruhnya agar mengambil tumbuhan rewan kering, akarnya dinamakan Latamansadi yang nanti akan ia temukan dalam perjalanan.

Idajil kemudian menghilang tanpa member petunjuk Anwar harus kemana melangkah. Namun ahirnya Anwar menemukan tumbuhan rewan dan ia mengambil beberapa latamansadi dan membawanya. Latamansadi dikatakan dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Sejak itu Anwar benar-benar memeroleh apa yang ia harapkan, yaitu terhindar dari segala macam penyakit dan hidup abadi dengan meminum Tirta Marta Kamandanu. Mitos ini berlanjut sampai ahirnya Anwar bertemu malaikat Harut dan Marut yang mengajarkan ilmu Astrologi untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan.

Idajil memberikan ilmu gaib agar bisa melihat surga, memberikan hadiah berupa Ratnadumilah  yaitu intan berkilau terang yang dapat menerangi jalan, mengajarkan dan memberinya hak untuk mengajarkan ajaran tentang keabadian lewat Reinkarnasi dan alat untuk mencapai surge bagi mereka yang tidak menginginkan reinkarnasi.

Setelah mengikuti semua petunjuk Idajil, sampailah Anwar pada pencapaian tertingginya yaitu ketika mengalahkan Nuradi sang raja jin dari Maladewa. Nuradi menyerahkan mahkotanya kepada Anwar dan menyuruh rakyatnya untuk menyembah Anwar karena menganggap Anwar adalah tuhan yang sebenarnya.

Anwar bergelar  Sang (H)yang Nur Cahaya yang artinya Jiwa Cahaya yang luar biasa. Kemudian agama “Sang (H)yang” ditetapkan sebagai Agama resmi dengan reinkarnasi sebagai ajaran pokoknya.

Agama “Sang (H)yang” kemudian dibawa ke tanah Jawa oleh Batara Guru, yang merupakan keturunan ke-4 dari Sang (H)yang Nur Cahaya. Batara Guru sendiri dating ke Jawa melalui India, menikah dengan orang Jawa dan mempunyai keturunan. Saat kembali ke India kemudian keturunannya mewarisi tahta.

Ketika Begawan Abiyasa dan Pandu Dewanata (keturunan ke-13 dan ke-14 dari Batara Guru) mengambil tampuk kepemimpinan, agama ini disebarluaskan secara intensif. Agama ini di anut oleh orang Jawa hingga datangnya Islam.

Catatan : Selain Sang (H)yang Nur Cahaya, Anwar juga memiliki nama lain dalam bahasa sansekerta. Masing-masing namanya di awali dengan julukan Sang(H)yang : Mahawidi, Mahasidi,Maha Mulya, Putra Sang Hyang Sita (syis), Putra sang Hyang Athama (adam).


Sumber: Islam dalam bingkai budaya lokal : Potret dari Cirebon/Muhaimin AG. Logos 2001
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Arsip blog

Diberdayakan oleh Blogger.