Carilah pengetahuan seluas-luasnya sampai kamu tidak tahu seluas apa pengetahuanmu

Rabu, 02 November 2016

Karena 5 alasan inilah, seharusnya suami harus sabar menghadapi sang istri

Pixabay.com

Rumah tangga biasa di gambarkan sebagai biduk atau perahu yang sedang mengarungi luasnya samudra kehidupan, dimana suami dan istri adalah ibarat sopir dan kenek yang menjaga laju perahu tetap aman dalam menghadapi berbagai arus gelombang agar sampai pada tujuan yaitu pantai kebahagiaan.

Di kisahakan suatu hari ada seorang lelaki  yang ingin menemui khalifah Umar bin khattab RA,  lelaki itu ingin mengadukan perlakuan istrinya yang suka marah-marah dan cerewet. Namun sesampainya di kediaman khalifah, lelaki itu mendapati khalifah Umar sedang di marahi istrinya. Melihat kejadian itu, lelaki itu mengurungkan niatnya untuk mengadu kepada khalifah. “Bagaimana mungkin saya mengadu tentang tingkah istriku yang pemarah, sedang khalifah sendiri dimarahi istrinya, ” pikir lelaki itu.

Menilik cerita diatas, KH. Fahmi Amrullah menjelaskan alasan mengapa khalifah Umar tidak melawan saat istrinya marah, menurut Pengasuh Pondok Pesantren PutriTebuireng ini setidaknya ada sejumlah pertimbangan matang yang mendasarinya,

1. Istri adalah surga dunia bagi suami

Pertama, karena istrinyalah yang memberikan kesenangan duniawi.  Lantaran istri yang begitu tulus melayani sehingga suami tidak tergoda wanita lain, karena surga dunia ada pada diri istri.
Istri adalah penolong suami untuk tidak mengeluarkan hasrat pada sembarang wanita, dan menjadi tempat berkeluh kesah dengan problem yang dihadapi suami.

2. Penjaga rumah terbaik

Kedua, istri adalah penjaga rumah terbaik. Kalau ada istri dirumah pasti semua pekerjaan beres, dapat dibandingkan misalnya suami dirumah namun istri sedang ada kegiatan di luar misalnya, pasti rumah berantakan. Ketika istri pulang, dengan sekejap tangan mengeluarkan jurus maka bersihlah semua yang berserakan.

3. Istri menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya

Ketiga, khalifah Umar RA sadar bahwa istrinya telah menjadi pendidik terbaik bagi anak-anaknya. Maka pantas jika ada pepatah “ Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya”.

Dengan ketlatenan seorang ibu, maka lahirlah anak-anak yang sholeh dan sholihah, karena sejak dalam kandungan sudah diajarkan dengan sholawat dan ayat-ayat alqur’an dan bacaan-bacaan yang baik lainnya.

4. Desainer terbaik bagi suami

Keempat, Istri adalah pengamat mode terbaik bagi suaminya. Istri paling tahu mana model dan warna pakaian yang pantas di pakai oleh suami. Bisa di akui istri paling selektif dengan hal yang berurusan dengan busana baik untuk dirinya sendiri maupun untuk suami, walaupun kadang juga terlalu ribet.

5. Koki andalan keluarga

Kelima, istri adalah koki terbaik bagi suami. Khalifah Umar RA pun mengakui itu, karena sang istri memasak dan melayani seorang suami dengan penuh cinta. Makanan enak bukanlah makanan yang mahal, tetapi momen dan suasana hati yang menentukan. Walaupun menu sederhana jika di sajikan dengan hati ihlas dan penuh cinta maka kasih saying adalah bumbu penyedapnya.

Atas dasar alasan tersebutlah, kalifah Umar RA tidak melawan ketika istrinya sedang marah-marah.
Inilah yang harus kita tiru dari ahlak beliau, ketika kemarahan sedang melanda diantara suami dan istri, hadapilah dengan kepala dingin,  jangan membalas dengan kemarahan yang ahirnya akan semakin memperkeruh suasana.

Bagi para istri, jika anda ingin suami patuh ketika anda memarahinya, lakukanlah sebab-sebab diatas agar sang suami mempunyai pertimbangan yang logis untuk tidak melawan.


Sumber:  NU Onlen




Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Arsip blog

Diberdayakan oleh Blogger.