Pixabay.com |
Rumah tangga biasa di gambarkan sebagai biduk atau perahu
yang sedang mengarungi luasnya samudra kehidupan, dimana suami dan istri adalah
ibarat sopir dan kenek yang menjaga laju perahu tetap aman dalam menghadapi
berbagai arus gelombang agar sampai pada tujuan yaitu pantai kebahagiaan.
Di kisahakan suatu hari ada seorang lelaki yang ingin menemui khalifah Umar bin khattab
RA, lelaki itu ingin mengadukan
perlakuan istrinya yang suka marah-marah dan cerewet. Namun sesampainya di
kediaman khalifah, lelaki itu mendapati khalifah Umar sedang di marahi
istrinya. Melihat kejadian itu, lelaki itu mengurungkan niatnya untuk mengadu
kepada khalifah. “Bagaimana mungkin saya mengadu tentang tingkah istriku yang
pemarah, sedang khalifah sendiri dimarahi istrinya, ” pikir lelaki itu.
Menilik cerita diatas, KH. Fahmi Amrullah menjelaskan alasan
mengapa khalifah Umar tidak melawan saat istrinya marah, menurut Pengasuh
Pondok Pesantren PutriTebuireng ini setidaknya ada sejumlah pertimbangan matang
yang mendasarinya,
1. Istri adalah surga dunia bagi suami
Pertama, karena istrinyalah yang memberikan kesenangan
duniawi. Lantaran istri yang begitu
tulus melayani sehingga suami tidak tergoda wanita lain, karena surga dunia ada
pada diri istri.
Istri adalah penolong suami untuk tidak mengeluarkan hasrat pada sembarang wanita, dan menjadi tempat berkeluh kesah dengan problem yang dihadapi suami.
2. Penjaga rumah terbaik
Kedua, istri adalah penjaga rumah terbaik. Kalau ada istri
dirumah pasti semua pekerjaan beres, dapat dibandingkan misalnya suami dirumah
namun istri sedang ada kegiatan di luar misalnya, pasti rumah berantakan.
Ketika istri pulang, dengan sekejap tangan mengeluarkan jurus maka bersihlah
semua yang berserakan.
3. Istri menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya
Ketiga, khalifah Umar RA sadar bahwa istrinya telah menjadi
pendidik terbaik bagi anak-anaknya. Maka pantas jika ada pepatah “ Ibu adalah
madrasah pertama bagi anak-anaknya”.
Dengan ketlatenan seorang ibu, maka lahirlah anak-anak yang
sholeh dan sholihah, karena sejak dalam kandungan sudah diajarkan dengan
sholawat dan ayat-ayat alqur’an dan bacaan-bacaan yang baik lainnya.
4. Desainer terbaik bagi suami
Keempat, Istri adalah pengamat mode terbaik bagi suaminya.
Istri paling tahu mana model dan warna pakaian yang pantas di pakai oleh suami.
Bisa di akui istri paling selektif dengan hal yang berurusan dengan busana baik
untuk dirinya sendiri maupun untuk suami, walaupun kadang juga terlalu ribet.
5. Koki andalan keluarga
Kelima, istri adalah koki terbaik bagi suami. Khalifah Umar
RA pun mengakui itu, karena sang istri memasak dan melayani seorang suami
dengan penuh cinta. Makanan enak bukanlah makanan yang mahal, tetapi momen dan
suasana hati yang menentukan. Walaupun menu sederhana jika di sajikan dengan
hati ihlas dan penuh cinta maka kasih saying adalah bumbu penyedapnya.
Atas dasar alasan tersebutlah, kalifah Umar RA tidak melawan
ketika istrinya sedang marah-marah.
Inilah yang harus kita tiru dari ahlak beliau, ketika
kemarahan sedang melanda diantara suami dan istri, hadapilah dengan kepala
dingin, jangan membalas dengan kemarahan
yang ahirnya akan semakin memperkeruh suasana.
Bagi para istri, jika anda ingin suami patuh ketika anda
memarahinya, lakukanlah sebab-sebab diatas agar sang suami mempunyai
pertimbangan yang logis untuk tidak melawan.
Sumber: NU Onlen
0 komentar:
Posting Komentar