Carilah pengetahuan seluas-luasnya sampai kamu tidak tahu seluas apa pengetahuanmu

Minggu, 30 Oktober 2016

Klarifikasi Prof. Quraish Shihab mengenai fitnah tafsir Al Misbah

Klarifikasi Prof. Quraish Shihab mengenai fitnah tafsir Al Misbah
Quraishshihab.com

“hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya dan menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu.” QS. 16:06
Dalam salah satu tayangan acara televisi swasta , pakar ilmu tafsir Al Qur’an Prof. Quraish Shihab menerangkan tentang amal bukanlah jaminan bagi seorang hamba bisa masuk surga Allah, melainkan surga adalah hak preogratif Allah untuk hamba yang di kehendakinya.

Namun setelah itu penjelasan tersebut menjadi kontroversi di masyarakat karena ada salah satu keterangan yang menyebut “bahkan Nabi Muhammad juga belum tentu masuk surga”. Hal itulah yang membuat masyarakat kebingungan.

Berikut ini adalah klarifikasi beliau tentang tayangan tafsir Al Misbah 12 Juli 2014
Kepada yang meminta klarifikasi langsung, berikut jawaban saya:

Uraian tersebut dalam konteks penjelasan bahwa amal bukanlah sebab masuk surga, walauun saya sampaikan juga bahwa kita yakin bahwa rosululloh akan begini (masuk surga). Penjelasan saya berdasar hadits:

Laa yadkhulu akhudukum al jannata bi ‘amalihi, qiila khataa anta yaa rasulallah? Qoola khataa ana illa an yataghomadanii allahu birahmatihi…


“tidak seorangpun masuk surga karena amalnya”, sahabat bertanya: “engkau pun tidak?” beliaupun menjawab : “saya pun tidak, kecuali berkat rahmat Allah kepadaku.”

Ini karena amal baik bukan sebab masuk surga tapi itu hak prerogratif Allah.
Uraian diatas bukan berarti tidak ada jaminan dari Allah bahwa rosul tidak masuk surga, saya jelaskan juga dalam episode yang sama bahwa Allah menjamin dengan sumpahNya bahwa Rosululloh SAW akan di berikan anugrah-Nya sampai beliau puas, yang kita pahami sebagai surga dan apapun yang beliau kehendaki. Wa la sawfa yu’thika rabbuka fa tardha.

Itu yang saya jelaskan tai sebagian di pelintir, di kutip sepotong dan di luar konteksnya.
Silahkan menyimak ulang penjelasan saya di episode tersebut. Mudah-mudahan yang menyebarkan hanya karena tidak mengerti dan bukan bermaksud memfitnah. (Quraish Shihab)


sumber : NU Onlen
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Arsip blog

Diberdayakan oleh Blogger.